pembelajaran kooperatif model STAD



PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses pembelajaran di sekolah, baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta Perguruan Tinggi (PT), yang masing-masing memiliki visi, misi dan tujuan yang spesifik. Proses pendidikan itulah yang akan banyak dinilai karena proses pendidikan
Peserta didik akan lebih bisa memahami dan memaknai konsep yang menjadi tujuan pembelajaran jika peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran yang berlangsung. Selain itu suatu konsep akan lebih dipahami dan diingat oleh peserta didik apabila konsep tersebut disajikan melalui prosedur atau langkah-langkah yang menarik, meskipun waktu yang disediakan terbatas. Maka dari itu sangat diperlukan adanya pengembangan model pembelajaran yang menarik, melibatkan keaktifan peserta didik dan dapat meningkatkan pemahaman konsep Fisika, salah satunya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
Model Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik bekerja bersama-sama untuk mempelajari dan menyelesaikan suatu masalah. Keberhasilan kelompokakan tercapai hanya jika setiap anggota kelompok berhasil memahami konsep atau materi yang diajarkan. Dengan demikian, tugas para peserta didik bukanlah melakukan sesuatu tetapi mempelajari sesuatu sebagai sebuah kelompok, dimana kerja kelompok dilakukan sampai semua anggota kelompok menguasai materi yang sedang dipelajari.Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Wagitan (2006) menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu alternatif karena banyak  pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif dapat mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang kompleks, dan yang lebih penting lagi, dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungan antar manusia.
Student Teams–Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi pendidik yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dalam STAD, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat atau lima peserta didik secara heterogen. Pendidik menjelaskan materi secara singkat dan kemudian peserta didik di dalam kelompok itu memastikan bahwa anggota kelompoknya telah memahami materi tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.   Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatifsecara umum?
2. Bagaimana keunikan dari pembelajaran kooperatif?
3. Jelaskan bagaimana proses pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team- Achivement Division) !
4. Apakah kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
5. Jeleskan pengaruh metode pembelajaran kooperatif  STAD dalam pembelajaran fisika?


C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif secara umum.
2.      Untuk mengetahui keunikan pembelajaran kooperatif.
3.      Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team- Achivement Division).
4.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
5.      Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran kooperatif STAD dalam pembelajaran fisika.

































PEMBAHASAN


A.Pengertian pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik bekerja bersama-sama untuk mempelajari dan menyelesaikan suatu masalah. Keberhasilan kelompokakan tercapai hanya jika setiap anggota kelompok berhasil memahami konsep atau materi yang diajarkan. Dengan demikian, tugas para peserta didik bukanlah melakukan sesuatu tetapi mempelajari sesuatu sebagai sebuah kelompok, dimana kerja kelompok dilakukan sampai semua anggota kelompok menguasai materi yang sedang dipelajari.Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.
Slavin (1994) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatifadalah suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”.
Johnson & Johnson (1987) dalam Isjoni (2009:17) menyatakan bahwa “pengertian model pembelajaran kooperatif yaitu mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”.
Menurut Rustaman (2003:206) dalam www.muhfida.com (2009) “pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional”.
Lie (2008:12) menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur”.
Isjoni (2009:15) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan terjemahan dari istilah cooperative learningCooperative learningberasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim”.
Hasan (1996) menyimpulkan bahwa kooperatif  mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.
Sugandi (2002:14) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok”.
Menurut Sugiyanto (2008:35) “pembelajaran kooperatif (cooperative learning)adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
Malik (2011) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis untuk sampai kepada pengalaman individual dan kelompok, saling membantu, berdiskusi, ber- argumentasi dan saling mengisi untuk memperoleh pemahaman bersama”.
Menurut Wikipedia (2011) “pembelajaran kooperatif atau cooperative learningmerupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa”.
Dari beberapa definisi diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Falsafah yang mendasari pembelajaran cooperative learning (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.


B.     Keunikan- Keunikan dalam Pembelajaran Kooperatif
Dalam pebelajaran kooperatif ada beberapa hal yang sangat mendasar.
Pada umumnya, ada tiga pola yang mencirikan interaksi antarsiswa ini. Mereka bekerja secara kompetitif untuk melihat siapa “yang terbaik”, atau mereka bekerja secara individual untuk mencapai tujuannya tanpa memerhatikan usaha orang lain, atau mereka bekerja secara kooperatif dengan memerhatikan bagaimana temannya belajar sebagaimana ia memperhatikan cara belajarnya sendiri. Dari ketiga cara tersebut, kompetesi menjadi yang paling dominan saat ini. Penelitian menunjukan bahwa sebagian sekolah besar diseluruh dunia, termasuk juga Indonesia, masih memandang pendidikan sebagai wahana kompetisi dimana sekolah saling berusaha untuk menjadi “yang terbaik” dari sekolah- sekolah lain.
            Dalam situasi pembelajaran individualistik, siswa tidak bergantung pada siswa lain dan bekerja menurut kriteria yang telah ditentukan, dimana keberhasilannya ditentukan oleh sejauh mana mereka mampu perform sesuai dengan kriteria tersebut.
            Sebaiknya, dalam situasi pembelajaran kooperatif, interaksinya dicirikan dengan interpedensi tujuan positifnya berdasarkan akuntabilitas setiap individu siswa.



C.    Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Student Teams Achievement Divisions (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD , juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 3-6 orang, dan setiap kelompok harus heterogen. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh  anggota  tim  telah  menguasai pelajaran. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dan mereka tidak boleh saling membantu mengerjakan kuis.

D.    Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pelaksana pembelajarn kooperatif tipe STAD, guru haruslah memahami tahap- tahap dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah menurut Kunandar (2007) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
1.   Siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing- masing terdiri atas 4 atau 5 anggota.
2.   Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota kelompok.
3. Secara individual atau kelompok, tiap minggu atau dua minggu dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan merekas terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.
4. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.

Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahap- tahap sebagai berikut :
1.   Menghitung skor individu
Untuk memberikan skor perkembangan individu dapat dihitung menggunakan ketentuan yang terdapat pada table berikut ini:

Perhitungan Skor Individu
No
NilaiKuis
SkorPerkembangan
1.
2.
3.
4.
5.
Lebihdari 10 poin di bawahskorawal
10 poindibawahsampai 1 poin di bawahskorawal
Skorawalsampai 10 poin di atasskorawal
Lebihdari 10 poin di atasskorawal
Nilaisempurna (tanpamemperhatikanskorawal)
0 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 poin

2.   Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata- rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok. Sesuai dengan rata- rata skor peerkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti terdapat pada table berikut :

Rata- rata Tim
Predikat
0 ≤ x ≤5
5 ≤ x ≤ 15
15 ≤ x ≤ 25
25 ≤ x ≤ 30
-
Tim Baik
Tim Sangatbaik
Tim Super
Tingkat Penghargaan Kelompok

3.   Pemberian penghargaan dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing- masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan penghargaan kepada masing- masing kelompok sesuai dengan predikatnya.


E.     KomponenUtama Model PembelajaranKooperatif STAD
Model pembelajarankooperatiftipe STAD terdiri lima komponenutama, yaitu :
Ø  Penyajiankelas (Pengajaran)
Ø  Belajarkelompok.
Ø  Kuis.
Ø  SkorPerkembangan.
Ø  Penghargaankelompok.
BerikutiniuraianselengkapnyadaripembelajarankooperatiftipeStudentTeams Achievement Division (STAD).
1.      Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
            a. Pembukaan
1.      Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
2.      Guru dapatmenyuruhsiswabekerjadalamkelompokuntukmenemukankonsepataumerangsangkeinginanmerekapadapelajarantersebut.
3.      Ulangisecarasingkatketrampilanatauinformasi yang merupakansyaratmutlak.
b. Pengembangan
1.      Kembangkanmateripembelajaransesuaidenganapa yang akandipelajarisiswadalamkelompok.
2.      Pembelajarankooperatifmenekankan, bahwabelajaradalahmemahamimaknabukanhapalan.
3.      Mengontrolpemahamansiswaseseringmungkindenganmemberikanpertanyaan-pertanyaan.
4.      Memberipenjelasanmengapajawabanpertanyaantersebutbenaratausalah.
5.      Beralihpadakonsep yang lainjikasiswatelahmemahamipokokmasalahnya.
c.LatihanTerbimbing
1.      Menyuruhsemuasiswamengerjakansoalataspertanyaan yang diberikan.
2.      Memanggilsiswasecaraacakuntukmenjawabataumenyelesaikansoal. Hal inibertujuansupayasemuasiswaselalumempersiapkandirisebaikmungkin.
3.      Pemberiantugaskelastidakbolehmenyitawaktu yang terlalu lama. Sebaiknyasiswamengerjakansatuatauduamasalah (soal) danlangsungdiberikanumpanbalik.
2.            BelajarKelompok
Selamabelajarkelompok, tugasanggotakelompokadalahmenguasaimateri yang diberikan guru danmembantutemansatukelompokuntukmenguasaimateritersebut.Siswadiberilembarkegiatan yang dapatdigunakanuntukmelatihketrampilan yang sedangdiajarkanuntukmengevaluasidirimerekadantemansatukelompok.Padasaatpertama kali guru menggunakanpembelajarankooperatif, guru jugaperlumemberikanbantuandengancaramenjelaskanperintah, mereviewkonsepataumenjawab pertanyaan.


3. Kuis
Kuisdikerjakansiswasecaramandiri. Hal inibertujuanuntukmenunjukkanapasaja yang telahdiperolehsiswaselamabelajardalamkelompok. Hasilkuisdigunakansebagainilaiperkembanganindividudandisumbangkandalamnilaiperkembangankelompok.
4. PenghargaanKelompok
Langkahpertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.


F.     Karakteristik Pembelajaran Kooperatif STAD
1.      Dalam kelompoknya, siswa haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan”.
2.      Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lainnya dalam kelompok, di samping tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3.      Siswa haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4.      Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.      Siswa akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6.      Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.      Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani di dalam kelompoknya


G.    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD:
1.   Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2.   Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan, mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3.   Model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untukmenhargai orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4.   Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswauntuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5.   Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan orang lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.
6.   Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7.   Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa mengelola informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berfikir. Hal ini berguna untuk pendidikan jangka panjang.
Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD:
1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, dsamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.
2.   Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3.   Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4.   Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
5.   BisamenjaditempatmengobrolataugosipHal initerjadijikaanggotakelompoktidakmempunyaikedisiplinandalambelajar, sepertidatangterlambat, mengobrolataubergosipmembuatwaktuberlalubegitusajasehinggatujuanuntukbelajarmenjadisia-sia.


H.    Pengaruh Model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi pembelajarandikelas

Kegiatan proses pembelajaran Mata Pelajaran Fisika di suatu sekolah  telah menggunakan metode diskusi, eksperimen, dan ceramah. Hasil observasi selama dalam kegiatan diskusi dan eksperimen siswa masih cenderung untuk bermain sendiri, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Pada pelaksanaan kegiatan eksperimen terlihat kurang adanya kerjasama antar anggota. Aktivitas kegiatan kelompok didominasi oleh satu atau dua siswa saja, sedangkan siswa lain tidak terlibat. Hal ini disebabkan guru lebih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran, kurang variasi menggunakan media belajar, dan memberikan penghargaan pada kelompok berprestasi. Dampaknya motivasi belajar para siswa tersebut mengenai pemahan akan pelajaran fisika masih rendah. Indikasi kuat yang menunjukkan motivasi belajar siswa rendah adalah:

a)      Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang dan perlu ditingkatkan
b)      Waktu belajar belum mampu dimanfaatkan secara optimal
c)      Kerjasama antar anggota kelompok rendah
d)      Antusias dalam diskusi kelompok masih rendah
e)      Penyelesaian tugas kelompok kurang tepat waktu

Masalah rendahnya motivasi belajar siswa di atas perlu segera diadakannya solusi, Maka dari itu, solusi yang terbaik adalah perlu diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk:
a)      Mendeskripsikan keterlaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk para siswa di sekolah tersebut.
b)      Mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar fisika siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif Tipe STAD mampu memberikan perubahan terhadap tingkah laku siswa dalam belajar fisika.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD menuntut siswa lebih aktif dalam kerjasama kelompok. Siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran dengan adanya pemberian penghargaan bagi kelompok. Kegiatan bimbingan yang dilakukan peneliti memberikan dampak positif dalam motivasi belajar fisika siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama tindakan Siklus I dan Siklus II telah terjadi peningkatan terhadap motivasi belajar fisika siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan sebagai berikut:
a)      Hiterogenitas kemampuan dan jenis kelamin dalam kelompok.
b)      Pengelolaan waktu yang baik, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.
c)      Disiplin waktu dalam mengerjakan diskusi/eksperimen.
d)      Persiapan yang lebih baik dalam membuat kuis.

Langkah-langkah tersebut ternyata mampu meningkatkan motivasi belajar fisika.



















KESIMPULAN

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling ketergantungan positif,interaksi tatap muka, tanggung jawab perseorangan, komunikasi antar anggota kelompok, evaluasi proses kelompok.
Karakteristik pembelajaran kooperatifyaitu siswa harus memiliki tujuan yang sama, rasa saling menolong, saling bertukar pikiran, saling menghargai, saling membagi tugas, dan dapat dipertanggungjawabkan secara kolompok.
Keunggulan model pembelajaran kooperatif yaitu: siswa tidak ber- gantung kepada guru, mampu mengekplorasikan ide dan gagasannya, saling menerima perbedaan, saling bertukar pendapat, meningkatkan semangat belajar, siswa menjadi aktif. Kelemahan model pembela- jaran kooperatif yaitu: dibutuhkan tenaga yang lebih dari guru untuk mengatur siswadan menyiapkan materi, dapat terjadi perdebatan kecil, siswa lebih cenderung bergurau dengan temannya, membutuhkan fasili- tas yang memadai, terjadiperluasan masalah sehingga waktu terbuang sia-sia, terkadang diskusi didominasi seseorang saja sehingga siswa lain menjadi pasif.










DAFTAR PUSTAKA


Aprilio, M, F. Tanpa tahun. Pembelajaran Kooperatif, (Online), (www.muhfida.com/pembelajaran-cooperative-learning.html), diakses 21 Agustus 2014.

Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . Belajar dan Pembelajaran. 2002. Rineka Cipta danDepartemen Pendidikan & Kebudayaan.

Dzaki,M,F.2009. PembelajaranKooperatif,(Online),(www.penelitian tindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatif-cooperative. html), diakses 21 Agustus 2014.

Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press.

Rudi. 2011. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS, (Online), (www.rudyunesa.blog-spot.com/2011/07/pembelajaran-kooperatif-tipe-think-pair-share.html), di- akses 21 Agustus 2014.

Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd,  Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran.2008 Universitas Samawa.






















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Elektronika Dasar-Tapis Pelewat Rendah dan Tinggi

RPP GLB dan GLBB Kurikulum 2013

Bersin